Tawuran
menjadi suatu kebiasaan dan trend dikalangan anak sekolah. Tanpa
melihat dirinya masih berstatus pelajar dan masih memakai seragam
sekolah, aksi tawuran ini sering dilakukan setelah jam pelajaran selesai
(pulang sekolah). Sehingga kerap sekali muncul pertanyaan, Apakah jam
sekolah dirasa blm cukup untuk menguras waktu mereka?
Beberapa alasan tawuran :
Alasan
pertama, tawuran bisa terjadi karena pengaruh lingkungan, termasuk di
dalamnya media yang menyuguhkan pemberitaan-pemberitaan perlakuan
anarkis yang kemudian mereka tonton hampir setiap hari, yang dimaksudkan
tontonan ini dapat berupa demonstrasi anarkis yang biasanya dilakukan
oleh para kelompok kontra pemerintah. Tindakan yang mereka lakukan terkadang sampai merusak dan baku hantam dengan petugas keamanan. Perbuatan-perbuatan
ini lah yang kemudian secara tidak langsung memberikan dampak negatif
pada anak-anak dan menciptakan pola pikir yang salah dalam perkembangan
anak-anak usia sekolah.
Alasan
kedua, minimnya pandampingan orang tua terhadap anak-anak usia sekolah.
Peran serta orang tua dalam lingkup keluarga jelas merupakan faktor
yang sangat mutlak diperlukan bagi tumbuh kembangnya
anak. Pembimbingan keluarga sangat menentukan pola pikir dan perbuatan
anak. Anak yang dibimbing dengan baik dalam keluarganya biasanya
memiliki rasa tanggung jawab tinggi terhadap diri sendiri dan keluarga.
Alasan
ketiga, kurangnya area bermain. Kenapa tawuran menjadi sering dilakukan
oleh anak-anak usia sekolah, ini besar kemungkinan karena kurangnya
area bermain. Khususnya di Ibukota Jakarta, dengan pesatnya pertumbuhan
pembangunan kota yang akhirnya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
seringkali lupa akan kepentingan anak-anak. Kita lupa bahwasanya kita
pernah mengalami masa anak-anak. Sekarang banyak anak-anak yang hilang
masa kanak-kanaknya akibat tidak adanya fasilitas. Mungkin ada, tapi itu
sudah menjadi milik anak-anak yang memiliki uang, contohnya bermain di
pusat perbelanjaan yang kemudian harus menguras “kocek” yang tidak
sedikit. Bagaimana nasib anak-anak yang berasal dari golongan masyarakat
bawah? Dimana tempat mereka bermain?
Lalu bagaimana solusinya?
Untuk alasan yang pertama, tawuran termasuk dalam kategori ancaman keamanan yakni
ancaman keamanan dari dalam negara, INPRES NO 2/ 2013, tentang
Penanganan Gangguan Keamanan dalam Negeri merupakan produk yang baik
dalam menjaga kestabilan dan keamanan dalam negeri. Tawuran yang kerap kali dilakukan oleh anak-anak sekolah perlu mendapatkan perhatian oleh para pelaksana dalam Inpres No. 2/2013 tersebut. Hal tersebut dapat dimasukkan dalam agenda Inpres no 2/2013 misalnya melakukan “pembinaan” (bukan hukuman berat) terhadap anak-anak yang melakukan tindakan mengancam keamanan negera. Jelas sekali, masa depan bangsa kita sangat tergantung pada anak-anak tersebut, sehingga setiap kebijakan perlu menyentuh sampai kepada lapisan anak-anak.
Untuk alasan yang ketiga, pesatnya pertumbuhan kota pada akhirnya mengabaikan
kepentingan anak-anak. Perlu dikaji kembali, fasilitas tempat bermain
anak-anak saat ini dirasa sudah sangat kurang, khususnya di daerah
Ibukota. Mengapa kemudian anak-anak sekolah melakukan tawuran sangat
erat kaitannya karena mereka tidak memiliki kegiatan lain selain
disekolah dan juga mereka tidak memiliki tempat bermain. Saat ini banyak
tempat-tempat olahraga atau tempat bermain yang untuk bisa masuk
kedalamnya harus memerlukan biaya, sedangkan banyak anak-anak sekolah
yang tidak mempunyai uang untuk hal tersebut. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyediakan fasilitas olahraga atau tempat bermain untuk anak-anak. Bisa saja dengan mempergunakan fasilitas
yang sudah ada atau bahkan membangun tempat olahraga yang bebas biaya
kepada anak-anak sekolah, dengan menggunakan kartu pelajar sebagai tiket masuknya. Selain menghindari adanya ancaman tawuran dari pelajar, fasilitas tersebut
juga berguna mendidik anak-anak untuk lebih berorientasi pada prestasi.
Dengan demikian, kita sudah menyelamatkan masa depan Negara dengan
menyelamatkan anak-anak bangsa.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق